KUCING JELEK! KISAH NYATA YANG HARUS KAMU KETAHUI
Aku mendapatkan cerita ini dari sebuah situs lelucon dan
ketika membacanya aku berfikir cerita ini seharusnya dibaca oleh semua orang,
jadi aku menulis ulang dalam bahasa Indonesia, berhubung sebenarnya tidak ahli
dalam menulis atau menerjemahkan jadi saya buat alakadarnya dan berharap kalian
bisa memahami apa isi cerita ini. ceritanya begini
Di sebuah tempat di
dunia ini hidup seekor kucing jelek. Semua orang di komplek tua disudut
kota tahu siapa si “Jelek” itu. Jelek adalah seekor kucing jantan. Jelek
hanya memiliki tiga hal untuk melanjutkan hidupnya: berjuang, makan sampah, dan
cinta.
Kau tau bagaimana keadaan si Jelek ?, dia hanya memiliki
satu mata, dimana mata yang lainnya hanyalah sebuah lubang menganga. Dia juga
kehilangan telinga pada sisi yang sama, kaki kirinya terlihat seperti pernah
mengalami luka patah yang parah, dan telah sembuh pada sudut yang tidak alami,
sehingga membuatnya terlihat seakan-akan selalu seperti hendak berbelok
(pincang).
Ekornya telah lama hilang, dan hanya menyisakan potongan
terkecil. Si Jelek adalah kucing berbulu dengan garis abu-abu gelap, kecuali
luka yang menutupi kepala, leher, dan bahkan bahunya dengan tebal,
serta koreng yang menguning. Setiap kali seseorang melihat si Jelek
hanya akan ada satu reaksi yang sama dari mereka. "Kucing itu sangat
JELEK!"
Semua anak-anak diperingatkan untuk tidak menyentuhnya,
orang dewasa melempar batu ke arahnya, menyiramnya ketika ia mencoba datang ke
rumah-rumah mereka, atau membanting pintu ketika ia tidak beranjak pergi. Jelek
selalu memiliki reaksi yang sama. Jika Anda menyiramkan air padanya, ia akan
berdiri di sana, basah kuyup sampai Anda menyerah dan berhenti. Jika Anda
melemparkan sesuatu padanya, ia akan meringkukkan tubuh di sekitar kaki seakan
memohon ampunan.
Setiap kali dia melihat anak-anak, dia akan datang berlari
mengeong dengan tergila-gila dan menyundulkan kepalanya ke tangan mereka,
mengemis akan cinta mereka. Jika seseorang mengangkatnya ia segera akan mulai
mengisap di baju Anda, anting-anting, atau apa pun yang bisa ia temukan.
Suatu hari Jelek berusaha membagi kasih sayangnya dengan
anak anjing tetangga. Tapi naas anjing-anjing ini tidak merespon baik, dan
Jelek dianiaya dengan sangat parah. Dari apartemen saya bisa
mendengar jeritannya, dan saya mencoba untuk bergegas membantunya. Saya pun
berusaha berlari ke arah di mana ia terbaring, tampak jelas kehidupan si Jelek
yang menyedihkan hampir berakhir.
Jelek tergeletak di genangan air, kaki belakang dan punggung
bawah memutar keluar dari bentuk seharusnya, tetes air mata mengalir di
bulunya. Saat saya mengangkatnya dan berusaha untuk membawanya pulang, saya
bisa mendengarnya mendesah dan terengah-engah, dan bisa merasakan dia tengah
berjuang. "Saya pasti telah menyakitinya dengan sangat," pikir saya.
Lalu saya merasakan tarikan yang saya kenal, sensasi hisapan di telinga saya.
Jelek, merasakan kesakitan yang teramat sangat, menderita
dan sekarat namun ia berusaha mengisap telingaku. Saya menariknya lebih dekat,
dan ia menabrak telapak tangan saya dengan kepalanya, lalu ia berbalik dan
memandang dengan satu mata emasnya ke arah saya, dan saya bisa mendengar suara
dengkurannya dengan jelas. Bahkan dalam rasa sakit terbesar, si kucing jelek
dengan bekas luka itu berjuang untuk meminta sedikit saja kasih sayang, sedikit
saja! Mungkin hanya sedetik belas kasihan dari makhluk hidup.
Pada saat itu saya pikir Jelek adalah makhluk yang paling
indah yang pernah kulihat. Tak pernah sekali pun dia mencoba untuk menggigit
atau mencakar saya, atau bahkan mencoba melarikan diri dari saya, atau
meronta-ronta dengan cara apapun. Jelek hanya menatapku dan benar-benar percaya
saya dapat menghilangkan rasa sakitnya.
Jelek meninggal dalam pelukanku sebelum sampai di rumah,
tapi saya duduk dan menggendongnya untuk waktu yang lama setelah itu, berpikir
tentang bagaimana satu bekas luka, sedikit cacat bisa mengubah pendapat saya
tentang apa arti dari kemurnian semangat, untuk mencintai dengan penuh dan
sungguh-sungguh.
Jelek mengajarkan saya banyak hal, tentang memberi dan
tentang kasih sayang. Dan itu lebh berarti daripada ajaran seribu buku, kuliah,
atau talk show special di TV, dan untuk itu saya akan selalu bersyukur. Jelek
telah terluka di luar, tapi saya terluka di dalam, dan sudah waktunya bagi saya
untuk maju dan belajar untuk mencintai sungguh-sungguh dan mendalam.
Sudah waktunya untuk memberi kepada semua orang yang saya
sayang. Banyak orang ingin menjadi kaya, lebih sukses, disukai, indah, cantik,
tampan, tapi bagi saya, saya akan selalu berusaha menjadi seperti si Jelek.
http://sigit-prastya-utomo.blogspot.com/2014/09/kucing-jelek-kisah-nyata-yang-harus.html
0 komentar:
Posting Komentar